Wisata Modoinding, Destinasi Agrowisata Favorit di Sulawesi Utara – Provinsi Sulawesi Utara memiliki sebuah wilayah yang mempunyai potensi agrowisata adalah Kecamatan Modoinding, yang berlokasi di Kabupaten Minahasa Selatan. Modoinding mencakup hamparan tanaman depo 25 bonus 25 hortikultura wilayah agropolitan Modoinding serta Bukit Doa Kakenturan. Penasaran dengan apa saja yang ada di Modoinding ini?
Berkunjung Ke Destinasi Agrowisata Modoinding
Wilayah Modoinding berada pada ketinggian sekitar 1600 mdpl, sehingga membikin suasana dan hawa di sekitar menjadi teduh malahan cenderung dingin. Sang cuma terlihat pada jam jam tertentu di tempat ini. Menjelas petang hari, awan putih akan datang dan mulai menyelimuti kurang lebih 10 desa yang ada di Kecamatan Modoinding hal yang demikian.
Dimana kesepuluh desa hal yang demikian lokasinya berjejer meniru ruas jalan utama. Di Modoinding ini cuma sekitar 5 persen saja dari luas sekitar 6.640 hektar yang diciptakan sebagai pemukiman penduduk. Sisanya ialah lahan tanaman hortikultura yang banyak ditanam memenuhi wilayah Modoinding.
Sekitar 4 ribu penduduk setempat mayoritas bekerja sebagai petani yang membudidayakan bermacam-macam variasi tanaman, dan yang terbanyak adalah tanaman kentang dan kubis. Tempat ini kemudian menjadi pusat penghasil sayur, malahan memperoleh julukan dapur Indonesia Timur.
Energi Tarik Gunung Empung
Julukan dapur Indonesia Timur itu timbul sebab produksi tanaman dari Modoinding kapabel menutupi keperluan 80 persen dari penduduk Sulut, yang termasuk dalam provinsi slot lainnya di Indonesia Timur. Pada perkembangan zaman, masyarakat setempat beranjak dari segmen tradisional ke industri hortikultura yang lebih modern.
Dimana pada industri hal yang demikian masyarakat berusaha menciptakan sayur sayuran sebagai sumber rezeki terbesar. Melainkan sebagai industri, alur hidup komoditi ini cuma tentang tanam, panen, jual, tak lebih. Melainkan seluruh ini mulai berubah sesudah seorang lelaki bernama Wailan Posumah datang ke kawasan Modoinding hal yang demikian.
Wailan Posumah adalah pendeta asal Tondano Minahasa, yang diutus oleh Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM). Dia diutus untuk melayani jemaat gereja Sion yang berada di Desa Pinasungkulan, yang adalah sentra pemerintahan Modoinding. Pendeta hal yang demikian kemudian mulai memperhatikan perspektif lain yang bisa dioptimalkan oleh warga gerejanya.
Pendeta hal yang demikian mempelopori sebuah event bertajuk Festival Kentang Modoinding yang kemudian menuai sambutan positif, malahan sekarang digelar tiap-tiap tahun. Festival ini banyak mendatangkan pelancong lokal ataupun mancanegara yang berbondong bondong datang ke kawasan Modoinding, untuk merasakan festival sekalian agrowisata yang ada di sana.
Festival Kentang Modoinding
Festival Kentang Modoinding ini mulanya cuma wujud apresiasi gereja kepada jerih payah para petani, yang sudah memproduksi bahan makanan untuk keperluan banyak orang. Melainkan sebab sambutan positif dari masyarakat, denominasi gereja lain serta pemerintah malah ikut serta dilibatkan.
Sampai pada tahun 2016 silam, Festival Kentang Modoinding ini sudah mentransformasi wujud industri hortikultura di Modoinding menjadi segmentasi pariwisata. Sebagian aktivitas yang terdapat pada festival ini adalah konvoi kendaraan beroda empat hias yang didandani penuh dengan komoditas sayur mayur produksi para petani setempat.
Kecuali itu ada juga pameran masakan khas Modoinding yang terbuat dari bahan dasar kentang dan labu kuning. Salah satu yang seperti itu populer adalah pie labu, yang disusun dengan sungguh-sungguh menarik adalah berbentuk manusia dan binatang. Kemudian pada tahun 2017 lalu, Festival Kentang Modoinding diperbaharui menjadi Modoinding Expo.
Modoinding Expo sesungguhnya tak jauh berbeda dengan Festival Kentang Modoinding, cuma saja kegiatannya lebih marak dan akbar. Pada Modoinding Expo ini ditambahkan juga aktivitas fun bike yang seperti itu mengasyikan. Dimana para peserta dan pengunjung akan bersepeda bersama mengitari tempat Modoinding.
Griya Hortikultura di Agrowisata Modoinding
Untuk membikin Modoinding berada pada segmentasi pariwisata yang lebih bagus, gereja setempat menggelar bermacam-macam pelatihan. Salah satunya adalah pelatihan memasak khusus untuk masyarakat setempat, supaya masakan yang diberi tahu bisa dikemas lebih menarik kendati belum masuk pada tahap dibisniskan.
Pelancong juga wajib diciptakan nyaman selama berada di Modoinding, sehingga perlu adanya standarisasi rumah makan. Pembangunan sebagian penginapan malah ikut serta direncanakan, supaya para wisatawan yang berdatangan betah untuk berlama lama. Kemudian 18 rumah swadaya jemaat yang dikasih nama Griya Hortikultura malah disiapkan.
Rumah rumah hal yang demikian difungsikan sebagai lokasi pelatihan serta bermacam-macam sentra aktivitas, juga daerah inap bagi pelancong yang berkeinginan bermalam di Modoinding. Konsep lainnya yang ikut serta digarap untuk menciptakan Wisata Modoinding adalah Gereja Hortikultura, yang adalah daerah ibadah dengan bermacam-macam nuansa sayur mayur.
Upaya lainnya yang ikut serta dilaksanakan supaya Wisata Modoinding tak cuma didatangi oleh turis musiman, adalah dengan adanya lokasi konsisten yang bisa menjadi obyek agrowisata. ini tak susah, sebab Modoinding sendiri mempunyai komoditas sayuran yang melimpah yang sudah mewujudkan pesonanya sendiri.